Lawatan Bahasa SULSEL


KELOMPOK 1
MAKALAH BIDANG STUDY BHS.INDONESIA

DISUSUN OLEH :
FADLAN BAHAR
MUH.SUBIR
MUTIA NURFADILLAH
SRI UMIYATI
A.ANNISA FEBRIANTI
DIAN ISLAMIATI.
WAHDANIA.
ILVIANI
.





BAB 1 PENDAHULUAN
    1.1  LATAR BELAKANG
Karya Wisata adalah kegiatan wisata yang dilakukan dengan tujuan untuk menambah pengetahuan siswa serta menambah pengalaman. Setelah karya wisata kami laksanakan, siswa diwajibkan untuk membuat karya tulis. Karya tulis adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dilaksanakan.
Laporan karya tulis ini merupakan tugas bagi semua angkatan kelas VII SMA 1 Pancarijang. Dalam penyusunan karya tulis ini, siswa diharapkan dapat melaporkan segala pengetahuan dan pengalamannya yang diperoleh selama menjalankan study tour selama 1 hari (Dari tanggal13 Oktober 2015 ).
Pengalaman dan pengetahuan selama mengikuti study tour ke MAKASSAR diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam laporan karya tulis ini membahas tentang beberapa objek wisata dan objek study tour yang berada di MAKASSAR dan sekitarnya.

    1.2  TUJUAN OBJEK KUNJUNGAN
Tujuan kami mengunjung beberapa tempat-tempat yang memiliki kaitan dengan perkembangan bahasa Indonesia seperti balai pustaka, TVRI sulsel, fort roterdam, dan fajar adalah untuk mengetahui bagaimana perkembangan bahasa Indonesia di masa sekarang ini, dan agar supaya kami tidak melupakan bahasa satu, bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Dan agar supaya kita sebagai generasi muda dapat memahami bahwa bahasa Indonesia wajib kita lestarikan agar tidak lekang di makan waktu.

BAB 2 OBJEK YANG DI KUNJUNGI
    2.1  Balai Pustaka
Pasal 36 UUD 1945 menyebutkan bahwa bahasa resmi negara adalah bahasa Indonesia. Berlandaskan pada pasal itu Pemerintah Indonesia berusaha melestarikan, membina, dan mengembangkan bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Sebagai tindak lanjutnya, pemerintah membentuk lembaga yang bernama Pusat Bahasa (sebelumnya pada tahun 1966 bernama Lembaga Bahasa dan Budaya, kemudian diubah menjadi Lembaga Bahasa Nasional pada tahun 1969. Sejak April 1975 Lembaga Bahasa Nasional diubah menjadi Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, lalu nama tersebut diubah lagi menjadi Pusat Bahasa pada tahun 1999).Lembaga ini berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional.

Pusat Bahasa mempunyai tugas utama mengembangkan dan membina bahasa dan sastra Indonesia dan daerah. Mengingat wilayah yang harus dijangkau meliputi seluruh Indonesia, Pusat Bahasa mendirikan balai-balai bahasa di seluruh Indonesia. Balai bahasa yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan adalah Balai Bahasa Makassar (yang nantinya akan bernama Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan). Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan ini resmi berdiri pada bulan September 1999. Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan berkedudukan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional, berada di bawah Pusat Bahasa.  Dalam melaksanakan tugasnya, secara teknis dan administratif balai bahasa dibina oleh Pusat Bahasa dan bertanggung jawab kepada Kepala Pusat Bahasa. Sementara itu, Pusat Bahasa berkedudukan sebagai unsur pelaksana tugas tertentu Departemen Pendidikan Nasional. Dalam melaksanakan tugasnya, Pusat Bahasa bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal, Departemen Pendidikan Nasional.

2.2 Perpustakaan Wilayah.
Tidak jauh dari perbatasan Gowa-Makassar tepatnya di Jl. Sultan Alauddin Makassar, berdiri gedung berlantai dua di atas lahan seluas 3000 m2. Bangunannya sendiri berukuran 2.204 m2 yang terdiri dari beberapa ruangan, dengan halaman lumayan luas yang digunakan untuk ruang parkir. Gedung tersebut terletak di sebelah kiri dari arah Gowa, tepatnya di depan Universitas Muhammadiyah Makassar. Gedung tersebut merupakan gedung Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Selatan atau lebih dikenal Perpustakaan Wilayah Sulsel.


      “Perpustakaan Wilayah Sulsel ini mempunyai sejarah yang panjang. Pada mulanya hanya merupakan taman baca. Dimana buku koleksinya merupakan kumpulan dari koleksi Perpustakaan Negara Indonesia Timur (NTI),” ujar Syahaid Rasak, Kepala Sub Deposit dan Kelembagaan Perpustakaan Wilayah Sulsel.

Ketika era otonomi daerah, munculnya undang-undang nomor 22 tahun 1997, tentang otonomi daerah, maka Perpustakaan Nasional Prov. Sulsel diambil alih oleh pemerintah daerah Provinsi Sulsel. Dan pada tahun 2001 menjadi Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah yang bertanggung jwab langsung kepada Gubernur Sulsel sesuai peraturan Nomor 30 tahun 2001. Dengan adanya aturan tersebut, maka Perpustakaan Wilayah Sulsel mempunyai kedudukan dan status yang kuat.

Perjalanan panjang penuh tantangan inilah yang membuat Perpustakaan Daerah Sulsel masih tetap berdiri kokoh hingga sekarang ini. Untuk mewujudkan visinya, yakni menjadikan Perpustakaan Daerah sebagai wahana terciptanya masyarakat pembelajar Sulsel, maka semua unit kerja melaksanakan misi meningkatkan pengelolaan perpustakaan, meningkatkan dan menciptakan SDM yang profesional dalam bidang perpustakaan. Selain itu perpustakaan juga dituntut untuk meningkatkan pembangunan sarana daan prasarana perpustakaan, meningkatkan kerjasama di bidang perpustakaan, meningkatkan layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi. Juga untuk membina, mengembangkan minat dan kebiasaan membaca masyarakat, dan meningkatkan kualitas dan kuantitas penyelenggaraan, pembinaan dan pengawasan kearsipan dalam rangka tertib administrasi.

Tugas Pokok dan Fungsi :
1.               Perumusan Kebijakan teknis di Bidang Perpustakaan dan Arsip meliputi Deposit, Pengembangan, Pengolahan dan Pelestarian Bahan Pustaka, Layanan, Otomasi dan Pengembangan Jaringan Informasi Perpustakaan, Pengelolaan Arsip, Pembinaan dan Pengembangan Kearsipan
2.               Penyelenggaraan urusan Perpustakaan dan Arsip serta Pelayanan Umum di Bidang Deposit, Pengembangan, Pengolahan dan Pelestarian Bahan Pustaka, Layanan. Otomasi dan Pengembangan Jaringan Informasi perpustakaan, Pengelolaan dan Pelestarian Arsip, Pembinaan dan Pengembangan Kearsipan.
3.                Pembinaan dan Penyelenggaraan Tugas di Bidang Deposit, Pengembangan, Pengolahan dan Pelestarian Bahan Pustaka, Layanan, Otomasi dan Pengembangan Jaringan Informasi Perpustakaan, Pengelolaan dan Pelestarian Arsip, Pembinaan dan Pengembangan Kearsipan.
4.               Pemberdayaan fungsi Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) dalam rangka Penyusunan dan Pelaksanaan Kebijakan Teknis di Bidang Layanan Perpustakaan dan Arsip.
5.               Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya

      2.3  TVRI SULSEL
 TVRI Sulsel
Diluncurkan
Jaringan
Pemilik
Slogan
Media Sipakainga
Wilayah siaran
Kantor pusat
Jl. Kakatua 14 Makassar, Sulawesi Selatan
Nama sebelumnya
TVRI Makassar
Situs web
Ketersediaan Siaran Lokal
Terestrial
37 UHF
   TVRI Sulsel merupakan stasiun televisi daerah yang didirikan oleh Televisi  Republik Indonesia untuk wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. TVRI Sulsel didirikan pada tanggal 7 Desember 1972 dengan nama TVRI Makassar. TVRI Sulsel berkantor di Jl. Kakatua 14, Kota Makassar. TVRI Sulsel me-relay 92% Acara pada TVRI Nasional dan Sisanya, TVRI Sulsel membuat Program Khusus Provinsi Sulawesi Selatan yang ditayangkan mulai Pukul 16.00 - 20.00 WITA, seperti adanya Program Lintas Timur, dan lain-lain Sebagainya.
Jangkauan Siaran
TVRI Sulsel Punya Jangkauan Siaran Makassar dan sekitarnya kecuali Tana Toraja.
Sejarah
Pada tanggal 7 Desember 1972 TVRI Makassar Siaran resmi untuk peluncuran. Mulai 4 Maret 2002 TVRI Makassar Ganti Nama menjadi TVRI SULSEL. Mulai 30 April 2007 TVRI Resmi ganti logo juga.
Program TVRI SULSEL
  • Warta SULSEL
  • Kabar suka cita
  • Tembang Daerah
  • Halo Bantaeng
  • Dokter Anda Menyapa.
    Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah stasiun televisi pertama di Indonesia, yang mengudara sejak tahun 1962 di Jakarta dan Starvision Plus pada tanggal 23 Agustus 1962. Siaran perdananya menayangkan Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan Republik ndonesia ke-17 dari Istana Negara Jakarta. Siarannya ini masih berupa hitam putih. TVRI kemudian meliput Asian Games yang diselenggarakan di Jakarta dan di Jakarta Timur di Sentul Pada Tanggal 24 Agustus 1962 sejak Capcom di Jepang pada tahun 1979 dan di Jakarta Indonesia pada sejak 1983.

Latar belakang
  • Pada tahun 1961, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk memasukkan proyek media massa televisi ke dalam proyek pembangunan Asian Games IV di bawah koordinasi urusan proyek Asian Games IV.
  • Pada tanggal 25 Juli 1961, Menteri Penerangan mengeluarkan SK Menpen No. 20/SK/M/1961 tentang pembentukan Panitia Persiapan Televisi (P2T).
  • Pada 23 Oktober 1961, Presiden Soekarno yang sedang berada di Wina mengirimkan teleks kepada Menteri Penerangan saat itu, Maladi untuk segera menyiapkan proyek televisi (saat itu waktu persiapan hanya tinggal 10 bulan) dengan jadwal sebagai berikut:
    1. Membangun studio di eks AKPEN di Senayan (TVRI sekarang)
    2. Membangun dua pemancar: 100 watt dan 10 Kw dengan tower 80 meter.
    3. Mempersiapkan software (program dan tenaga).
  • Pada tanggal 17 Agustus 1962, TVRI mulai mengadakan siaran percobaan dengan acara HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia XVII dari halaman Istana Merdeka Jakarta, dengan pemancar cadangan berkekuatan 100 watt. Kemudian pada 24 Agustus 1962, TVRI mengudara untuk pertama kalinya dengan acara siaran langsung upacara pembukaan Asian Games IV dari stadion utama Gelora Bung Karno.
  • Pada tanggal 20 Oktober 1963, dikeluarkan Keppres No. 215/1963 tentang pembentukan Yayasan TVRI dengan Pimpinan Umum Presiden RI.
  • Pada tahun 1964 mulailah dirintis pembangunan Stasiun Penyiaran Daerah dimulai dengan TVRI Stasiun Yogyakarta, yang secara berturut-turut diikuti dengan Stasiun Medan, Surabaya, Ujungpandang (Makassar), Manado, Denpasar dan Balikpapan (bantuan Pertamina).
        2.4  Benteng Roterdam.
Sejarah Berdirinya Benteng Fort Rotterdam Di Makassar- Pergi ke makassar boleh-boleh saja menikmati keindahan pantai losari, tapi jangan sampai melewatkan sebuah bangunan tua yang megah ini. Fort Rotterdam atau awalnya bernama benteng ujung pandang, adalah sebuah bangunan megah peninggalan Kerajaan Gowa yang dibangun sekitar tahun 1545. Jika dilihat dari atas, maka benteng fort rotterdam ini terlihat seperti penyu.
Benteng Fort Rotterdam Di Makassar

Sejarah Berdirinya Fort Rotterdam

Benteng Fort Rotterdam dibangun oleh raja ke sembilan dari kerajaan Gowa yaitu  I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' kallonna pada tahun 1545. Pada awal pembuatanya konstruksi benteng terbuat dari tanah liat. Namun pada masa pemerintahan Sultan Allaudin yaitu raja gowa ke-14, konstruksi benteng yang awalnya menggunakan tanah liat diganti menjadi batu padas. Benteng Fort rotterdam ini jika dilihat dari atas sangat unik, karena menyerupai penyu. Hal ini tidak semata-mata untuk keindahan saja. Pada waktu itu penyu mempunyai filosofi, yaitu hewan yang bisa hidup didarat maupun di laut. Demikian juga dengan kerajaan Gowa yang berjaya baik didarat maupun dilaut. 

Jika Dilihat dari namanya, memang terlihat bukan seperti dari indonesia. Benteng yang letaknya di pinggir pantai sebelah barat kota makassar ini, awalnya memang bernama Benteng Ujung Pandang. Kedatangan Belanda pada masa itu membuat perubahan besar di kerajaan gowa. Sebuah perjanjian antara belanda dan kerajaan gowa yang bernama perjanjian bungaiyya mengharuskan kerajaan gowa menyerahkan benteng ujung pandang ke belanda. Kemudian oleh belanda benteng tersebut diganti menjadi benteng Fort Rotterdam. Itu tadilah sejarah panjang mengenai berdirinya benteng fort rotterdam di makassar.
Pintu Masuk Benteng Fort Rotterdam Di Makassar
Menyusuri setiap sisi dari benteng fort rotterdam membuat kita seolah berada dimasa lampau. Arsitekturnya yang unik begitu menggoda untuk berfoto-foto disini. Nah, di kompleks benteng fort rotterdam ini terdapat sebuah museum bernama La Galigo. Disana terdapat berbagai referensi tentang sejarah kebesaran makassar, termasuk sejarah berdirinya benteng fort rotterdam ini.



Fort Rotterdam
*      Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang (Jum Pandang) adalah sebuah benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Letak benteng ini berada di pinggir pantai sebelah barat Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' kallonna. Awalnya benteng ini berbahan dasar tanah liat, namun pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin konstruksi benteng ini diganti menjadi batu padas yang bersumber dari Pegunungan Karst yang ada di daerah Maros. Benteng Ujung Pandang ini berbentuk seperti seekor penyu yang hendak merangkak turun ke lautan. Dari segi bentuknya sangat jelas filosofi Kerajaan Gowa, bahwa penyu dapat hidup di darat maupun di laut. Begitu pun dengan Kerajaan Gowa yang berjaya di daratan maupun di lautan.
Nama asli benteng ini adalah Benteng Ujung Pandang, biasa juga orang Gowa-Makassar menyebut benteng ini dengan sebutan Benteng Panyyua yang merupakan markas pasukan katak Kerajaan Gowa. Kerajaan Gowa-Tallo akhirnya menandatangani perjanjian Bungayya yang salah satu pasalnya mewajibkan Kerajaan Gowa untuk menyerahkan benteng ini kepada Belanda. Pada saat Belanda menempati benteng ini, nama Benteng Ujung Pandang diubah menjadi Fort Rotterdam. Cornelis Speelman sengaja memilih nama Fort Rotterdam untuk mengenang daerah kelahirannya di Belanda. Benteng ini kemudian digunakan oleh Belanda sebagai pusat penampungan rempah-rempah di Indonesia bagian timur.
Di kompleks Benteng Ujung Pandang kini terdapat Museum La Galigo yang di dalamnya terdapat banyak referensi mengenai sejarah kebesaran Makassar (Gowa-Tallo) dan daerah-daerah lainnya yang ada di Sulawesi Selatan. Sebagian besar gedung benteng ini masih utuh dan menjadi salah satu objek wisata di Kota Makassar

2.5 Fajar
Sejarah Panjang Harian Fajar
Kantor Graha Pena
Trend bisnis yang semakin berkembang, anak perusahaan yang semakin menjamur, dan jumlah karyawan yang semakin banyak membuat keadaan kantor Racing Centre dirasakan sudah tidak mampu lagi mengakomodasi semuanya. Rencana membangun kantor yang lebih besar pun dicetuskan.
Mengadopsi model kantor milik Jawa Pos Group, Fajar membangun gedung kantor Graha Pena di jalan Urip Sumoharjo nomor 20 Makassar. Diresmikan pada awal 2008, gedung Graha Pena dengan 20 lantai menjadi gedung tertinggi pertama di luar pulau Jawa.
Fungsinya bukan hanya sebagai kantor bagi Fajar dan anak perusahaannya, tapi juga dipersewakan kepada khayalak umum untuk ruang kantor maupun untuk pelbagai kegiatan. Kantor Racing Centre kemudian menjadi Universitas Fajar.
Fajar Digital
Perkembangan internet yang pesat menyebabkan Fajar sebagai surat kabar terimbas trennya: membuat surat kabar digital, surat kabar melalui website di internet. Pada 2009, diterbitkan fajar.co.id. Fajar pun bisa dinikmati dan diakses bebas melalui internet.



Fajar: Sekarang dan Masa Depan
Dalam siklus bisnis, Fajar sekarang berada dalam posisi teratas. Misinya sekarang sederhana saja: mempertahankan posisi untuk tetap menjadi yang teratas. Tantangan yang berat, mengingat surat kabar pesaing mulai bermunculan dan berkembang: Seputar Indonesia, Tribun Timur, dan Koran Tempo.
Mulai sekarang, Fajar harus melakukan kaderisasi yang baik, terlebih Alwi Hamu dan Syamsu Nur sebagai pemimpin Fajar sudah semakin renta dimakan usia. Pengalaman Pedoman Rakyat yang mati karena buruknya kaderisasi bisa menjadi cermin untuk tidak mengalami hal yang sama.

BAB 3 DOKUMENTASI
3.1  Balai Pustaka
3.2  Perpustakaan Wilayah
3.3 TVRI SULSEL
3.4 Benteng Roterdam
3.5 Fajar


BAB 4 PENUTUP
1. Kesimpulan
Seiring dengan berkembangnya zaman dari waktu ke waktu, yang kemudian disebut sebagai era Globalisasi, pengaktualisasian pengamalan-pengalaman dalam berbagai bidang dikehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia sangat penting. Ini demi kebaikan dan kemajuan bersama.

Dalam pembahasan di atas akan di petik sebuah kesimpulan bahwa di wilayah kita juga mempunyai berbagai macam perusahaan-perusahaan besar seperti yang ada di wilayah lainnya dan kita juga dapat mengatakan bahwa kita merupakan generasi selanjutnya yang akan ikut serta atau merpartisipasi dalam perusahaan yang berjalan di kota kita.

2. Saran.
Dengan asset bangsa yang berharga hendaknya generasi muda sadar akan pentingnya pendidikan sehingga dapat memajukan Negara Indonesia terutama dalam bidang pengetahuan. Tim penulis menghimbau kepada seluruh pembaca agar tidak segansegan untuk selalu menggali ilmu pengetahuan terutama tentang bahasa dan sejarah



DAFTAR PUSTAKA
Anonim. ‘’Fajar’’. 21 Oktober 2015. http://id.wikipedia.org/
Anonim. ’’Perpustakaan Wilayah‘’. 21 Oktober 2015. Dari Wikipedia Bahasa Indonesia    Ensiklopedia Bebas.
Anonim. ‘’ Balai Bahasa Sul-selbar’’. 21 Oktober 2015. http://balaibahasasulsel.org/bali/html.
Anonim. ’’Koran Fajar‘’. 21 Oktober 2015. http://www.bimbingan.org/koran-fajar.htm
Anonim. ’’Fort Rotterdam‘’. 21 Oktober 2015. http://www.zainalhakim.web.id/URL.
Anonim. ‘’TVRI Sul-sel’’. 21 Oktober 2015. http://tvri.html/URL .
Previous
Next Post »